Begini... Ciri-ciri Dasar Perbedaan Furnitur Antik dan Repro! - Cukup lama furnitur antik populer di masyarakat, terlebih di luar negeri. Banyak orang asing berburu furnitur antik sampai ke pelosok Indonesia.
Furnitur antik repro mulai marak sejak tahun 1980-an. Ketika itu muncul pedagang barang-barang seperti kursi, meja, lemari antik hasil ulang atau tiruan. Mereka membuat reproduksi dari furnitur antik yang sesungguhnya. Bahkan, sekarang ini cukup banyak furnitur repro beredar di pasar. Sepintas tampilan fisiknya mirip yang asli. Lalu, bagaimana membedakannya?
Untuk mengetahui ciri-ciri barang antik dan repro , sebaiknya kita tahu ciri-ciri furnitur antik. Berikut ciri-ciri dasarnya:
- Barang antik berusia lebih dari 100 tahun. Jadi, diproduksi sekitar tahun 1900-an awal.
- Karena berusia lanjut, bahan dasar dan material furnitur biasanya tampak termakan usia. Dari kayu yang berwarna semakin gelap sampai terdapat goresan atau cacat di sana-sini.
- Furnitur antik cenderung memakai bahan dasar yang keras, semisal jati. Kayu keras memiliki sifat, antara lain, semakin tua semakin keras dan urat-uratnya semakin menonjol. Tonjolan urat-urat kayu bisa dilihat dengan mata telanjang atau dengan cara merabanya.
- Furnitur antik biasanya dibuat dari kayu utuh. Papan atau kayu struktur biasanya tanpa sambungan. Ini ciri paling utama.
- Engsel dan kunci pintu pada furnitur antik biasanya terbuat dari besi. Karat dan korosi menjadi penanda bahwa furnitur itu benar-benar antik. Di luar itu, dijamin, barang yang Anda beli hanya tiruannya!
Selamat berburu!